Jumat, 18 Juni 2010

Blokade Israel

Pemberitaan media yang tidak berimbang, sangat aq sayangkan sehingga hanya pembenaran tindakan sepihak saja yang dihalalkan dengan menghujat tindakan Israel.

Selepas penyerangan kapal bantuan kemanusiaan memang kurang berkenan dan sangat disayangkan, tetapi tindakan itu sudah benar menurut hukum militer dan darurat perang dalam perjanjian konflik laut. Ini yang tidak diberikan nara sumber penyeimbang oleh media, kebanyakan nara sumber adalah orang orang yang memihak Palestina.

Hal ini perlu disikapi dengan bijaksana, bukannya malah memperuncing masalah dan menunjukkan gambar gambar orang yang sedang solat kemudian diserang, sangat keji pemberitaan seperti ini dan menyesatkan bagi sebagian penikmat berita.

Bagi yang pro tentu sangat mendukung dan makin mengobarkan semangat kebencian mereka terhadap Israel, tetapi bagi sebagian yang kontra dan tidak berani bersuara, hal seperti ini sangat menjijikan.

Indonesia pernah diguncang gerakan teroris, bahkan sampai saat ini masih ada gerakan gerakan biadab ini, meskipun banyak kalangan dari golongannya sendiri yang pura pura mengutuk, tapi sangat jelas bisa dilihat di media pada saat dikuburkan mayat teroris tersebut disambut bak pahlawan, bagiku ini suatu tindakan bermuka dua.

Sama halnya seperti itulah Israel memandang sekawanan team relawan tersebut, apakah tidak disusupi teroris, Jelas pasti disusupi, liat saja cara kerja mereka yang rapi, walaupun banyak pembelaan, semua itu harus dibuktikan dengan pemeriksaan oleh aparat terkait, bila memang murni bantuan kemanusiaan tentu tidak menolak diperiksa dan diminta berlabuh ditempat yang telah ditentukan.

Team seperti ini menurut aq hanyalah team pembuat propaganda, sudah tau ada penjagaan dan pemeriksaan yang ketat, malah mencoba menerobos, dengan harapan kalau lolos akan menjadi pahlawan dan lolos itupun disusupi oleh teroris teroris yang semakin ahli, kalau dihalau dan diserang membuat propaganda seperti saat ini, dan inilah hasilnya, semua hujatan datang, tetapi hanya sepihak.

Tentu tindakan seperti itu dilakukan karena ada celah pembenarannya, bahkan Israel boleh menyerang tempat asal kapal tersebut berlayar, karena negara bersangkutan mengijinkan kapal berlayar ketempat yang jelas jelas sedang dalam konflik dan mendapatkan blokade.

Disinilah peran media sangat menentukan, tidak adanya keseimbangan nara sumber membuat berita menjadi monoton dan memuakkan, apalagi dengan kalimat kalimat yang memihak dan tidak sesuai dengan fungsi media untuk memberi pengetahuan yang berimbang dan berita yang netral.

Aq contohkan, bila ada polisi berjaga di perempatan jalan dan sudah tau ada polisi berjaga, masih juga mencoba lewat tanpa memakai helm, dan setelah disemprit mencoba kabur sambil melempar batu, akhirnya jatuh ke dalam got dan patah tulang, maka jadilah polisi tersebut dihujat.

Tetapi bagaimanapun hasilnya aq salut dengan relawan relawan ini yang sudah berani berbuat dan menanggung akibatnya, walaupun dibiayai oleh negara pada akhirnya, membuat repot saja dan menghabiskan anggaran negara akhirnya.

Dibandingkan para teroris yang membabi buta meledakkan bom di negara sendiri. Bertengkar dengan istri piring dan lemari dibanting, kalu memang punya nyali, seharusnya berbuat seperti relawan relawan ini, berangkat dan jangan kembali abdikan diri di sana, jangan membuat repot negara dan jangan minta dukungan negara, Berangkat dan berkobanlah disana aq sangat salut tentunya..

Ini hanya sekedar unek unek, bukan hasutan dan bukan keberpihakan, buat apa. Hidup disini sudah susah, hanya saja tidak ada kesempatan berbicara akhirnya aq tuangkan tulisan ini disini, hanya untuk pribadi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar